Pengaruh kualitas daya
pada sektor industri sangat berpengaruh pada aspek operasi industri.
·
Loss Produksi
Setiap kali produksi terganggu oleh adanya kualitas
daya yang buruk, akan berakibat pada hasil produksi yang buruk atau tidak
sempurna, sehingga tidak dapat dijual dan menyebabkan kerugian dari segi
bisnis.
·
Gangguan
Manufaktur
Proses manufaktur yang terganggu, mengakibatkan
tidak maksimalnya performa mesin untuk menghasilkan proses produksi. Hal ini
mengakibatkan kualitas produk dan kuantitas yang dihasilkan berkurang atau
tidak sesuai dengan target yang telah direncanakan.
·
Hilangnya
Pendapatan
Adanya gangguan pada proses manufaktur dapat
mempengaruhi hasil penjualan karena jadwal produksi yang tidak sesuai
perencanaan.
·
Biaya
Produktivitas
Tenaga kerja menganggur karena adanya gangguan,
membersihkan area operasi, atau pemeliharaan korektif dan pengalihan sumber
daya, yang mana menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya untuk hal
tersebut.
·
Daya Saing
Menurun
Gangguan pada kualitas daya mempengaruhi ketidak
puasan konsumen dikarenakan produksi yang tidak maksimal, sehingga menurunkan
daya saing bagi manufaktur tersebut.
·
Kehilangan
Peluang
Gangguan pada produksi mengakibatkan hilangnya
peluang dalam penjualan, pertama produk baru tidak bisa diluncurkan pada
waktunya, kedua penjualan terhadap produk dengan permintaan tinggi tidak dapat
terpenuhi secara maksimal.
·
Produk Rusak
Gangguan kualitas daya terkadang mempengaruhi hasil
akhir dari produk yang rusak. Kerusakan produksi menjadikan bertambahnya biaya
untuk bahan produksi
·
Energi
Terbuang
Adanya gangguan pada kualitas daya menjadikan
banyaknya energi yang terbuang, karena harus mengulang kembali proses produksi
dari awal.
·
Menurunkan
umur peralatan
Energi yang besar, kecepatan kenaikan dan waktu
transien dapat mengakibatkan kerusakan rangkaian elektronik, bahkan menjadikan
motor dan trafo menjadi overstress dan memperpendek umur peralatan tersebut.
Harmonisa merupakan
fenomena dimana bentuk gelombang pada frekuensi-frekuensi tinggi merupakan
kelipatan dari frekuensi dasarnya, seperti 100Hz, 150Hz, 200Hz, dan seterusnya,
yang dapat mengganggu suplai daya listrik pada frekuensi dasarnya (50Hz).
Bentuk gelombang arus maupun tegangan yang idealnya adalah sinusoidal murni,
akan menjadi cacat akibat distorsi harmonisa yang terjadi.
Tingkat harmonisa yang
melewati standar dapat menyebabkan terjadinya peningkatan panas pada peralatan.
Bahkan pada kondisi terburuk dapat terjadi gangguan (hanging up), bahkan
kerusakan permanen pada beberapa peralatan elektronik yang sensitif.
TABEL 1. Standar distorsi harmonisa (IEEE)
Batas Tegangan Distorsi
|
|||
Tegangan Bus V pada PCC
|
Individual harmonic (%)
|
Total Harmonic Distorion THD (%)
|
|
V ≤ 1,0 kV
|
5,0
|
8,0
|
|
1 kV ≤ V ≤ 69 kV
|
3,0
|
5,0
|
|
69 kV < V ≤ 161 kV
|
1,5
|
2,5
|
|
161 kV < V
|
1,0
|
1,5
|
|
Batas Arus Distorsi
(120 V – 69 kV)
|
|||
Ihs / IL
|
T H D
|
||
< 20*
|
5,0
|
||
20 - 50
|
8,0
|
||
50 - 100
|
12,0
|
||
100 - 1000
|
15,0
|
||
‘> 1000
|
20,0
|
||
*Seluruh perlengkapan pembangkitan daya dibatasi pada
nilai arus distorsi ini, tanpa melihat nilai sebenarnya dari Ihs /
IL
|
|||
Ihs = arus hubung singkat maksimum; IL =
arus beban maksimum
|
No comments:
Post a Comment