Friday, December 23, 2016

Pengujian Solar Panel (Solar cell) - part 2

1.        Daftar Peralatan
Berikut daftar perlatan yang digunakan dalam pengambilan data pengujian panel :
No
Nama Peralatan
Spesifikasi
Jumlah
Keterangan
1
Pyranometer I
Kipp & Zonen METEON SP Lite 2
1 set

2
Multimeter
BBC M2036
1 set

3
Panel Monocrystalline I
Terlampir
1 set
Frame Gelap
4
Pyranometer II
TES 1323R
1 set

5
Termometer
APPA 5511
1 set

6
Smartphone
Aplikasi Clinometer (Sebagai tilt meter)
1 pcs

7
Reflektor
-
1 set

8
Panel Monocrystalline II
Terlampir
1 set
Frame Cerah

Berikut visual daftar peralatan praktikum :



Kipp & Zonen METEON SP Lite 2 Pyranometer

Multimeter BBC M2036
Panel Monocrystalline (frame cerah)

Panel Monocrystalline (frame gelap)

Reflektor

Spesifikasi Panel Monocrystalline

Thermometer APPA 5511

Tilt-meter (Aplikasi android : Clinometer)


2.        Prosedur Pengujian
2.1  Persiapan
1.      Siapkan panel yang akan diuji
2.      Pasang temperatur pada panel
3.      Posisikan pyranometer dekat dengan panel
4.      Siapkan multimeter untuk pengambilan data

2.2  Pengukuran Panel Photovoltaic Frame Gelap
1.      Siapkan panel dan letakkan secara miring ± 15oC
2.      Lakukan pengukuran dengan tilt meter (clorinimeter) hingga didapat sudut kemiringan panel sebesar 15oC
3.      Ambil data awal berupa tegangan, arus, irradiance, temperatur panel, dan catat waktu pengambilannya
4.      Lakukan kembali aktivitas nomor-3 pada 10 menit berikutnya
5.      Lakukan pengambilan data hingga didapat minimal 4 data pada waktu yang berbeda

2.3  Pengukuran Panel Photovoltaic dengan efek bayangan (shading)
1.      Tutup panel sisi bawah ( 6 sel) dengan material solid
2.  Lakukan pengukuran tegangan, arus, irradiance, dan temperatur panel, serta dokumentasikan
3.      Buka penutup pada sisi bawah panel
4.      Tutup panel sisi samping (24 sel) dengan material solid
5.      Ualngi poin nomor-2
6.      Buka penutup pada sisi samping panel
7.      Tutup panel sisi atas dengan material solid
8.      Ulangi poin nomor-2
9.      Buka penutup pada sisi atas panel
10.  Tutup panel sisi tengah dengan batu diameter ± 0,5 cm
11.  Ulangi poin nomor-2
12.  Ambil batu pada sisi tengah panel
13.  Tutup sisi bawah panel dengan bayangan manusia (6 sel)
14.  Ulangi poin nomor-2
15.  Pastikan panel tidak tertutup bayangan
16.  Tutup sisi tengah panel dengan kertas (4 sel)
17.  Ulangi poin nomor-2

2.4  Pengukuran Panel Photovoltaic dengan Reflektor
1.      Siapkan panel lain (frame cerah, dengan dimensi lebih kecil)
2.      Atur kemiringan dengan tilt meter pada sudut 15oC
3.      Lakukan pengukuran tegangan, arus, irradiance, dan temperatur panel, sebelum diberi reflektor
4.      Siapkan reflektor, dan posisikan pada posisi yang dapat meningkatkan nilai irradiance
5.      Pastikan pyranometer juga berada pada kemiringan sama dengan panel yang akan diukur
6.      Ulangi poin nomor-3 dan dokumentasikan

2.5  House keeping
1.      Rapikan alat ukur pada tempatnya
2.      Kembalikan panel pada posisi semula
3.      Bersihkan area pengukuran

Pengujian Solar Panel (Solar cell) - part 1

Sel surya adalah divais yang mampu mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya listrik yang dihasilkan adalah irradiance yang diterima sel surya. Irradiance sangat dipengaruhi oleh sudut permukaan sel terhadap matahari. Selain itu, material atau bayangan yang menutupi permukaan sel juga akan sangat mempengaruhi besarnya listrik yang dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai irradiance dijelaskan dalam praktikum ini.

1.      Pendahuluan
1.1  Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui karakteristik panel sel surya berdasarkan pengaruh irradiance, temperatur, shading, dan reflektor.

1.2  Teori
Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Teknik pemanfaatan energi surya mulai muncul pada tahun 1839, ditemukan oleh A.C. Becquerel. Ia menggunakan kristal silikon untuk mengkonversi radiasi matahari, namun sampai tahun 1955 metode itu belum banyak dikembangkan.
Sel surya atau juga sering disebut fotovoltaik adalah divais yang mampu mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi listrik. Sel surya bisa disebut sebagai pemeran utama untuk memaksimalkan potensi sangat besar energi cahaya matahari yang sampai ke bumi, walaupun selain dipergunakan untuk menghasilkan listrik, energi dari matahari juga bisa dimaksimalkan energi panasnya melalui sistem surya thermal.
Sel surya dapat dianalogikan sebagai divais dengan dua terminal atau sambungan, dimana saat kondisi gelap atau tidak cukup cahaya berfungsi seperti dioda, dan  saat disinari dengan cahaya matahari dapat menghasilkan tegangan. Ketika disinari, umumnya satu sel surya komersial menghasilkan tegangan dc sebesar 0,5 sampai 1 volt, dan arus short-circuit dalam skala  milliampere per cm2. Besar tegangan dan arus ini tidak cukup untuk berbagai aplikasi, sehingga umumnya sejumlah sel surya disusun secara seri membentuk modul surya. Satu modul surya biasanya terdiri dari 28-36 sel surya, dan total menghasilkan tegangan dc sebesar 12 V dalam kondisi penyinaran standar (Air Mass 1.5). Modul surya tersebut bisa digabungkan secara paralel atau seri untuk memperbesar total tegangan dan arus outputnya sesuai dengan daya yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu. Gambar dibawah menunjukan ilustrasi dari modul surya.
Gambar 1.1 Bentuk Fisik Sel Surya

Terdapat dua jenis panel untuk mengkonversi energi matahari. Pertama, modul sel surya yang menggunakan sel-sel surya untuk mengkonversi sinar matahari menjadi listrik. Kedua, surya thermal collector yang prinsip kerjanya mengumpulkan panas dari radiasi elektromagnetik matahari baik berupa flat plate collector  pada instalasi pemanas airrumah tangga, atau yang lebih kompleks menggunakan rangkaian reflektor yang disusun secara khusus (model parabolik, piramid, power tower,dsb) guna memfokuskan sinar matahari ke satu titik untuk memanaskan air atau fluida lain, yang uapnya lantas digunakan untuk pembangkit listrik.

Prinsip Kerja Sel surya
Secara sederhana, cara kerja panel surya PV dalam mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik dapat dirangkum ke dalam tiga urutan proses konversi: 
1. Ketika foton yang terdapat pada sinar matahari mengenai sel-sel PV pada panel surya, sebagian akan diserap oleh material semikonduktor (silikon). Energi dari foton yang diserap itu dengan demikian juga ditransfer kepada semikonduktor.
2. Elektron-elektron yang terkena tumbukan energi foton akan terlepas dari atom,membuat mereka mengalir secara bebas dan dengan demikian menciptakan arus listrik. Komposisi dan desain khusus pada sel-sel PV mengarahkan elektron-elektron tersebut agar mengalir sesuai jalur yang dikehendaki.
3. Kontak/penghubung logam pada bagian atas dan bawah sel-sel surya menyalurkan keluar listrik arus searah (direct current, DC ) yang dihasilkan untuk digunakan sesuai kepentingan.
Secara detil, proses yang terjadi sesungguhnya jauh lebih rumit. Namun ketiga urutan langkah di atas menggambarkan secara sederhana apa yang terjadi di dalam sebuah panel surya ketika mereka bekerja keras mengubah sinar matahari menjadi listrik yang bermanfaat buat kepentingan manusia.



  Gambar 1.2. Sel surya
Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, ilustrasi dibawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari menjadi energi listrik.



Gambar 1.3 Ilustrasi konversi energi matahari

Thursday, December 22, 2016

Kritisi Pemerintah Melalui Moral Masyarakatnya, Afi NIhaya

Bagaimana rasanya membenci keluarga tapi Anda hidup serumah dengan mereka? Tidak ada rasa hormat pada ayah, sering bertengkar dengan ibu, dan tidak ada rasa kasih sayang pada saudara sendiri.
Seperti itulah kira-kira ketika Anda hidup di Indonesia, mencari makan dan bergantung pada tanahnya, tapi Anda membenci pemerintahan yang berkuasa.
Saat membenci pemerintah, yang Anda benci mungkin baik-baik saja, tapi siapa yang menanggung 'ketidaknyamanan' sebagai konsekuensi dari rasa benci itu sendiri?
Bagaimana bisa Anda meminum racun tapi berharap orang lain yang mati?
Apakah dengan membenci, serta merta pemerintah akan berganti sendiri?
.
Ketidakpuasan terhadap pemerintah selalu ada, tidak peduli siapa yang sedang berkuasa.
Sekarang, katanya jaman Pak Soeharto adalah jaman yang paling enak, tapi kenapa dulu orang-orang kompak melengserkan?
Apakah benar jika kebaikan orang lebih kelihatan saat sudah jadi mantan? #eh
Dulu dicerca, sekarang dipuja.
Sekarang dihina, kalau sudah jatuh baru kelihatan baiknya.
.

Saya pernah menulis status dengan judul "KUALITAS SUATU NEGARA DINILAI DARI RAKYAT DAN TOILETNYA"
Bagaimana bisa? Karena pemerintah juga berasal dari kita-kita. Percuma mengganti total semua pejabat negara, karena masalah moral ini telah merata ke seluruh rakyat Indonesia, karakter buruk pemerintah sudah mencapai lapisan rakyat paling kecil. Ya, itu adalah KITA sebagai masyarakatnya.
Wakil rakyat yang ada sekarang ini berasal darimana? Dari KITA kan? Berarti KITA yang sebenarnya bobrok sehingga menghasilkan wakil rakyat yang bobrok juga.
Kalau melihat ada anggota dewan yang berantem dalam sidang, itu karena dia berasal dari kultur masyarakat yang anarkis.
Kalau melihat ada pejabat kita yang korup, ya karena dia berasal dari masyarakat yang feodal dan konsumtif.
Yang dulu lantang berteriak di jalan menentang korupsi, justru saat diangkat mereka melakukan hal yang dulu ditentangnya. Karena apa? Karena ia pun berasal dari masyarakat yang tidak "TERDIDIK".
.
Dulu negara kita pernah dipimpin oleh ilmuwan, tapi tidak membuat rakyatnya serta merta intelek semua.
Negara kita pernah dipimpin seorang ulama, tapi tidak membuat rakyatnya religius dan berkarakter mulia.
Negara kita juga pernah dipimpin seseorang yang bijak, tapi tetap saja rakyatnya banyak yang anarkis.
Karena masyarakat terlalu berharap bahwa pemerintah yang akan mengubah mereka, tapi mereka tetap saja mempertahankan karakter-karakter lama.
.
Cobalah tengok realita. Dengan memupuk kesadaran "semua salah pemerintah", kapan kita sendiri akan mulai berbenah?
.
Kualitas suatu negara juga bisa dilihat dari toiletnya. Jika di toilet-toilet yang mayoritas penggunanya orang dewasa pun masih ada peringatan "Siram kloset setelah dipakai",
Jika untuk hal sesederhana itu saja perlu diingatkan, diatur, dan ditegur,
Apalagi mau ngurus negara?
.
.
Sumber : Facebook Afi Nihaya F.